
Jumat, 02 Juni 2017
Nada goresan pena mencerminkan perasaan penulisnya wacana sebuah subjek atau topik tulisannya.
Nada goresan pena juga mencerminkan kepribadian penulis.
Istilah "nada" identik dengan musik. Namun, secara bahasa, nada punya dua arti:
- Tinggi rendahnya suara (dalam lagu, musik, dan sebagainya): penerima bernomor undian dua akan menyanyikan lagu wajib dengan -- dasar A
- Ungkapan keadaan jiwa atau suasana hati; makna yang tersembunyi dalam ucapan dan sebagainya; sikap: ia berkata dengan -- mengejek; pernyataan yang --nya keras (KBBI).
Secara garis besar, ada dua jenis nada tulisan, yaitu formal dan informal.
![]() |
Nada Tulisan. Gambar: Writing Tone |
Nada tulisan diungkapkan dalam pemilihan kata (diksi), frasa, kalimat, dan tanda baca. Kata-kata di bawah ini mempunyai nada goresan pena yang berbeda:
- Aduh.
- Aduh....
- Aduh!
- Aduh?
- ADUHHHH!!!!!
- Bagus.
- Bagus....
- Bagus!
- Bagus?
- BAGUS!!!!
Tanda titik-titik mengandung nada "datar" atau "lembut". Tanda seru mengandung nada "perintah" atau "keras" (volume). Kalimat tanpa tanda baca apa pun mengandung nada "tidak mood" atau "tanpa ekspresi".
Nada goresan pena info di media biasanya netral, sebagaimana netralnya intonasi presenter info di radio dan televisi ketika memberikan berita.
Nada goresan pena di blog biasanya informal, namun banyak juga yang formal atau semi-formal.
Menurut Adelstain & Pival dalam (Tarigan 1986: 28-29), menurut nadanya, goresan pena diklasifikasikan menjadi enam jenis:
- Tulisan bernada akrab
- Tulisan bernada informatif
- Tulisan bernada menjelaskan
- Tulisan bernada argumentatif
- Tulisan bernada kritik
- Tulisan bernada otoritatif.
Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Sumber https://www.romelteamedia.com/
Share This :
comment 0 Comment
more_vert