Menulis novel dengan teknik snowflake - Kalau kau sedang menulis novel, teknik apakah yang kau pakai? Atau mungkin enggak pakai teknik apapun? Sebenarnya, ada banyak teknik menulis novel, diantaranya yakni teknik snowflake. Teknik ini dipopulerkan oleh Randy Ingermanson, seorang novelis yang memang selalu memakai teknik ini dalam menulis novel-novelnya.
 |
Yuk menulis novel pakai teknik snowflake via abc7news.com |
Dalam teknik snowflake atau butiran salju, penulis memikirkan sebuah desain dari novel tersebut. Menurut Randy, itu akan menghasilkan novel yang bagus. Sebab, penulis dapat mengetahui detail dari ceritanya.
Keuntungan dari teknik ini, penulis dapat menghindari writers block, lantaran ceritanya sudah terkonsep dari awal hingga akhir. Jadi, enggak ada lagi yang namanya berhenti di tengah jalan lantaran enggak tahu lagi mau nulis apaan.
Dalam teknik snowflake ini, ada 10 tahapan yang dijelaskan oleh Randy. Daripada penasaran, yuk intip aja penjelasannya berikut ini.
1. Tulis inti ceritamu dalam satu kalimat.
Yang pertama kali harus kau lakukan yakni menciptakan inti ceritamu dalam satu kalimat. Tulislah dongeng yang mau kau buat, yang meliputi dari awal hingga akhir. Misalnya:
Seorang gadis yang mencari pasangan hidup demi masa depannya.
Atau,
Perjuangan seorang laki-laki meraih impiannya di negeri seberang.
Jadi, hanya satu kalimat saja ya. Enggak perlu menjelaskan nama. Yang penting terang inti ceritanya.
2. Kembangkan ceritamu dalam satu paragraf yang sudah terang awal, tengah, hingga akhir.
Setelah kau menciptakan satu kalimat, kembangkan kalimat tersebut hingga menjadi satu paragraf, di mana ada klarifikasi awal ceritanya, tengah, hingga akhir. Yang penting satu paragraf saja ya.
3. Tentukan tokoh-tokoh ceritamu.
Di tahap ini, kau harus memilih tokoh-tokoh dalam ceritamu. Tentukan siapa tokoh utamanya, tokoh pendukung, pendamping, tokoh figuran, tugas masing-masing tokoh, dan lain-lain. Jadi, kau sudah ada citra wacana siapa saja tokoh-tokohnya ketika mulai menciptakan cerita.
4. Setiap kepingan di langkah nomor dua, kembangkan masing-masing menjadi menjadi satu paragraf.
Dalam tahap nomor dua di atas, kembangkan tiap kalimatnya masing-masing menjadi satu paragraf. Jadi, kalimat pertama yang menjelaskan awal cerita, dikembangkan menjadi satu paragraf. Kalimat kedua yang berada di tengah, dikembangkan menjadi satu paragraf. Begitu juga dengan kalimat terakhir yang dikembangkan menjadi satu paragraf.
5. Buat klarifikasi lebih mendalam wacana tokohmu.
Dalam tahap nomor tiga di mana kau sudah menciptakan tokoh-tokohnya, buatlah penjelasannya yang lebih mendalam. Misalnya, tokoh A mempunyai sifat pendiam, cuek, tetapi peduli ke temannya. Tokoh B kebalikan dari tokoh A, dan lain-lain. Tulislah klarifikasi masing-masing tokoh.
6. Buatlah sinopsis lebih panjang, lima halaman kalau perlu.
Sinopsis ini berbeda dengan sinopsis yang biasa kau lihat di belakang buku ketika sedang ke toko buku atau mau membeli buku. Sinopsis yang dimaksud yakni ringkasan dongeng dari awal hingga akhir. Kamu tulislah ringkasan ceritamu, dan kalau dapat hingga lima lembar halaman. Dengan begitu, kau jadi tahu apa saja plot dan alur ceritanya.
7. Untuk setiap abjad yang penting, buatlah data yang lebih mendetail (character bible).
Karakter penting di sini yang pastinya yakni abjad utama, abjad pendukung, dan abjad yang menjadi lawan abjad utama. Kamu buat data yang lebih detail (character bible) dari tahap nomor lima di atas. Misalnya, sifatnya, wataknya, gaya bicaranya, rambutnya, matanya, kulitnya, keluarganya, dan lain-lain. Pokoknya yang mendetail hingga ke akar-akarnya.
8. Buatlah daftar urutan adegan novelmu hingga tamat.
Kamu buat daftar adegan novel kau dari awal hingga akhir, yang merupakan pengembangan dari sinopsis yang kau buat dari tahap nomor enam. Buatlah adegan yang mau kau ceritakan yang dapat menciptakan jalannya cerita.
9. Analisis urutan adegan novelmu, apakah sudah pas atau belum.
Periksalah tahap dari nomor delapan di atas. Apakah urutan adegannya sudah benar atau enggak. Apakah adegan alasannya yakni balasannya sudah benar atau enggak. Periksa lagi. Jangan hingga ada adegan yang terlihat aneh ya. Misalnya:
Tokoh A dan tokoh B pulang sekolah bareng, kemudian keduanya mencuci pakaian.
Ini terlihat tidak sesuai dengan alasannya yakni akibatnya. Sebab, mana ada ketika pulang sekolah kemudian tiba-tiba mencuci pakaian. Kecuali bila ada adegan lain di antaranya. Misalnya:
Tokoh A dan tokoh B pulang sekolah bareng. Namun, mereka terjebak hujan dan seragamnya berair kuyup. Begitu datang di rumah, mereka eksklusif mencuci pakaiannya.
Contoh di atas terlihat terang hubungan alasannya yakni akhir dan alurnya. Jadi, kau koreksi lagi semuanya apakah sudah sesuai dan benar.
10. Tulis naskahmu hingga tamat dan sunting kembali.
Langkah terakhir, kau tulis seluruh naskah ceritamu dari awal hingga akhir, sesuai dengan apa yang sudah kau konsep sebelumnya. Dari tahap satu hingga sembilan itu, kau sudah menjabarkan ceritanya. Jadi, kau hanya perlu menyebarkan lagi hingga menjadi novel yang utuh. Sumber https://www.arimpi.com/
Share This :
comment 0 Comment
more_vert