
Rabu, 13 Januari 2010
Pretorian yaitu istilah yang biasa dikenal dalam pemerintahan ketika suatu militer terjun kedalam dunia politik negaranya sendiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa militer sama halnya dengan polisi merupakan cuilan dari forum negara yang seharusnya bersikap netral dan tidak memihak. Lalu apa bergotong-royong yang membuat militer melaksanakan tindakan menyerupai itu.
Banyak faktor yang sanggup menyebabkan militer memutuskan untuk terjun kedalam dunia politik praktis, yang terang hal itu sanggup terjadi lantaran adanya ketidakpercayaan militer terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa pada dikala itu, contohnya saja lantaran adanya kebijakan pemerintah yang dianggap kurang menguntungkan ataupun akhir dari adanya pemerintahan yang korup.
Istilah pretorian bergotong-royong berawal pada masa Romawi, dimana ketika itu pretorian merupakan nama dari sebuah pasukan elit yang bertugas untuk menjaga kaisar dan keluarganya. Pretorian sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti penjaga.
Pada masa kekuasaan Kaisar Nero di Romawi, pasukan pretorian ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan kaisar Nero yang dianggap sombong dan kejam, risikonya pretorian yang memang merupakan pasukan penjaga kaisar justru berbalik haluan dan memutuskan untuk membunuh Kaisar Nero. Dari kejadian tersebutlah kemudian nama pretorian muncul dan diabadikan sebagai istilah yang menyatakan ketika militer masuk ke dalam dunia politik. Apakah hal tersebut sanggup dibilang sebagai kudeta? untuk lebih memahaminya kita sanggup melihat klarifikasi berikut perihal jenis dari pretorian.
Jenis-Jenis Pretorian
Terdapat setidaknya 3 jenis pretorian yang biasa dilakukan militer untuk masuk kedalam politik pemerintahan suatu negara
1. Pretorian Tipe Moderator atau Penengah
Di dalam jenis pretorian ini militer hanya bertujuan untuk menghilangkan rintangan dan berusaha secepat mungkin untuk memperbaiki sistem politik sipil. Penyebab tipe moderator ini campur tangan ke politik yaitu apabila sistem politik dianggap tidak berjalan dengan semestinya. Mereka akan segera kembali ke barak (kembali ke militer) sehabis tujuan terbatas ini terpenuhi.
Campur tangan dan mundurnya ke barak dalam jangka waktu pendek ini umumnya terjadi sehabis tercapainya konsensus antara kalangan secara umum dikuasai perwira dengan kelompok-kelompok sipil yang besar dalam suasana yang agak terbuka dan juga sehabis koalisi sipil-militer yang menang sudah terbentuk. Kelompok perwira dan sipil minoritas yang menentang campur tangan tersebut tidak disingkirkan atau tidak ditekan sehingga campur tangan ataupun mundur kembali ke barak tidak selalu melibatkan kekerasan. Tipe tentara ini percaya pada kemampuan penguasa sipil, dan mengerti akan adanya keterbatasan kekuasaan yang dimiliki perwira-perwira militer.
Ilustrasi (sumber: pixabay.com)
Ada juga yang disebut dengan setengah moderator, dimana tingkah laris tentara setengah moderator tidak menyerupai tipe moderator yang lebih berwatak negatif. Jika campur tangan tipe moderator hanya untuk menanggapi keadaan darurat nasional dan terdapat konsensus antar sektor militer dan sipil maka campur tangan tipe setengah moderator ini hanya untuk mencegah berkuasanya sebuah partai politik yang mereka pandang sebagai musuh.Tipe tentara ini akan kembali ke barak jikalau keinginannya telah dipenuhi yakni jikalau musuhnya tersebut telah ditangani dengan baik dan dipandang tidak merugikan pihak militer.
2. Pretorian Tipe Penjaga
Tipe ini akan campur tangan (di dunia politik) hanya dilakukan jikalau mereka menemukan bahwa pemerintah sipil telah secara keji mengkhianati prinsip-prinsip negara yang sakral. Setelahnya mereka masuk ke panggung politik tentara tipe ini biasanya melaksanakan beberapa tindakan korektif yang berdasarkan mereka akan sanggup mencegah penyimpangan dari pemerintahan sipil di masa depan. Setelah hal itu terkoreksi mereka gres akan kembali ke barak. Reformasi oleh tentara tipe ini tujuannya hanya perubahan pada tingkat super struktur khususnya ditingkat politik dan konstitusional. Secara tidak sengaja mereka berorientasi pada status quo dan membuat landasan tumbuhnya syndrom kolektif baru, yaitu mengkudeta kemudian mundur ke barak.
3. Pretorian Tipe Penguasa (Rezim Militer)
Tipe tentara ini masuk ke dalam panggung politik yaitu bertujuan untuk memerintah dan tidak berfikir akan kembali ke barak. Mereka mengeluarkan konsep perihal profesionalisme gres dan iktikad keamanan nasional. Konsep dan iktikad ini meliputi peranan tentara dalam bidang politik dan ekonomi yang berkaitan dengan keamanan. Dengan demikian membuat tentara tipe ini menjadi biro rekayasa sosial dan politik. Namun terkadang tentara jenis ini pun didalam kondisi tertentu akan memutuskan untuk kembali ke barak. Mengapa demikian, hal Itu disebabkan lantaran mereka mengalami keletihan didalam mewujudkan tujuannya dan ironisnya lantaran adanya pengikisan semangat yang pudar. Mereka menemukan bahwa pendirian pemerintahan yang efektif hanya gampang dibutuhkan tetapi sulit untuk direalisasikan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pretorian juga sanggup digolongkan sebagai cuilan dari sebuah kudeta, lantaran didalamnya terdapat tujuan-tujuan yang bermaksud untuk menggulingkan sebuah pemerintahan yang sah dan berdulat, hal itu tentunya hampir sama dengan tujuan dari kudeta.
Baca Juga: Rezim Militer Ne Win Pretorian di Wilayah Asia Tenggara
Pretorian terjadi dari adanya perilaku atau tindakan para perwira militer yang berusaha memanfaatkan situasi atau kondisi pemerintahan yang tidak stabil untuk ikut campur dalam pengambilalihan politik suatu negara. Penyebabnya sendiri sanggup bermacam-macam tergantung dari kondisi politik suatu negara tersebut, yang terang mereka melaksanakan hal itu akhir dari adanya ketidakpercayaan para perwira militer terhadap pemerintahan negaranya.
Ini tentu harus menjadi catatan penting bagaimana sebuah pemerintahan diharuskan untuk bisa berkoordinasi dengan baik terhadap lembaga-lembaga yang ada di wilayah yurisdiksinya, karena tidak sedikit pretorianisme ini terjadi di banyak sekali belahan dunia, yang mana jikalau hal tersebut benar-benar terjadi lagi tentu akan mengganggu stabilitas dan kodusifitas suatu negara meski terlepas dari baik atau buruknya suatu tindakan pretorian tersebut.
Sumber https://bapigif.blogspot.com/
Share This :
comment 0 Comment
more_vert