MASIGNCLEAN101

Peran Abri Dalam Perkembangan Industri Musik Indonesia

Peran Abri Dalam Perkembangan Industri Musik Indonesia
Rabu, 02 Juli 2008
Peran ABRI sanggup dikatakan cukup penting pada awal perkembangan industri musik di Indonesia. Ketika efek komunis mulai berkurang akhir adanya insiden G 30 S/PKI, ABRI kemudian melaksanakan penangkapan terhadap anggota PKI. ABRI merasa perlu melaksanakan integrasi dengan rakyat. Salah satu media untuk integraasi yaitu musik. Tindakan itu dilakukan ABRI melalui Direktur Jenderal siaran Angkatan Besenjata Brigadir Jendral Sugandhi. ABRI kemudian mengadakan aneka macam pertunjukan musik yang ketika itu dikenal sebagai panggung prajurit yang dikoordinasikan bersama BKS-Kostrad.

Kebijakan BKS-Kostrad mengajak penyanyi dan musisi yang semasa pemerintahan Soekarno dihentikan merupakan suatu upaya pembalikan nilai-nilai. Secara politis pembalikan nilai-nilai tersebut menawarkan telah lemahnya pemerintahan Soekarno dan telah munculnya suatu kekuatan Orde Baru dengan ABRI sebagai pilar utamanya. ABRI melihat penyanyi dan musisi sebagai alat revolusi yang harus berpolitik.

Sebetulnya ABRI dan musisi saling memerlukan untuk kepentingannya masing-masing, musisi memerlukan ABRI untuk kebebasn verbal yang terpendam selama Orde Lama. Karena ABRI tidak mempersalahkan musik barat. Untuk lebih menegaskan bahwa ABRI tidak anti kebudayaan Barat, maka ABRI melalui BKS-Kostrad, mengadakan serangkaian pertunjukan musik keliling Indonesia dengan grup musik The Blue Diamonds.

The Blue Diamonds tiba ke Indonesia atas ajakan Hotel Indonesia untuk mengisi jadwal musik di Hoyel Indonesia dari tanggal 20 Desember 1965 hingga dengan 8 Januari 1966. Rencana tersebut didukung dan dimanfaatkan oleh ABRI untuk dilibatkan dalam pertunjukan musiknya di seluruh Indonesia. Pihak ABRI dalam hal itu mengadakan kerjasama dengan pihak Hotel Indonesia.

Baca Juga : Istilah Pretorian dalam Dunia Politik

Kegiatan panggung prajurit terus berlanjut selama beberapa tahun, dengan nama jadwal yang berbeda-beda. Misalnya pada bulan September 1966 diselenggarakan Malam bangga STM Budi Utomo dengan RPKAD. Musisi yang tampil ketika itu Lilis Suryani, Patty bersaudara, Ony Surjono, Tuty Subardjo, band Pantja Nada dan Rhadows.

Nama-nama musisi dan penyanyi yang sering tampil dalam panggung prajurit antara lain Mus Mualim, Diah Iskandar, Ely Sri Kudus, Titik Puspa, Sitompul bersaudara, Henny Puwonegoro, Anna Makatikta, Tina Melinda, band Puranada pimpinan Idris Sardi, band Los Suita Rama pimpinan Lim Cam Pay, band Gita Rama pimpinan Sidik Nasution, band Sonata pimpinan Armat Mardans, band Pendawa pimpinan Rahmat Kartolo dan Alfian, band Libra, band Asbon, dan band Rhadows pimpinan Rudy Datulang.

Band Dharma Putra, pimpinan Letnan dua Himawan yang sedang tampil di TVRI

Setelah memprogramkan panggung prajurit, ABRI mulai melihat nilai strategis dari Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk lebih menyebarluaskan proses pengintegrasian ABRI dan rakyat melalui hiburan musik. Pada bulan Juli 1966 Letnan Muda Udara Sunadi, pengelola siaran ABRI di RRI Jakarta, menerima kiprah dari Brigjen Sugandhi sebagai Pimpinan Direktorat Umum Staf Departemen Pertahanan dan Keamanan untuk menciptakan jadwal siaran ABRI di TVRI. Letnan Muda Udara Sunadi menciptakan dan memulai siaran ABRI itu pertama kali pada 10 November 1966. Acara itu diberi nama Variate Show. Pada tahun 1967 nama itu diganti menjadi Kamera Ria.

Suatu jadwal hiburan musik yang diselingi dengan berita-berita ringan acara ABRI. Kegiatan Kamera Ria diperluas dengan diselenggarakan penobatan raja dan ratu Kamera Ria 1971/1972 oleh istri Panglima Angkatan Bersenjata, Ibu Pangabean di City Theater Jakarta pada 1 Mei 1972. Pada penobatan tahun itu yang terpilih yaitu Frans Daromes sebagai raja dan Emilia Contessa sebagai ratu. Nominasi Raja dan Ratu Kemera Ria, sebelumnya dipilih masyarakat melalui angket TVRI siaran sentra penyiaran Hankam. Cara ibarat itu menjadikan munculnya partisipasi masyarakat terhadap jadwal yang diorganisaso oleh ABRI tersebut.

Radio juga dianggap oleh ABRI sebagai media strategis untuk mewujudkan integrasi ABRI dan rakyat melalui musik. Dalam radio ABRI memiliki jadwal khusus di RRI yaitu jadwal panggung prajurit, yang disiarkan ABRI setiap hari. Acara tersebut berupa hiburan musik dan gosip acara ABRI. RRI juga mulai memperbolehkan musisi yang jelas-jelas memainkan lagu-lagu barat untuk tampil dalam siarannya. Misalnya RRI Jakarta menampilkan The Rollies pada 3 April 1973 melalui jadwal Ibu Kota.

Pada 17 April 1973 Rollies diwawancarai di RRI Jakartadalam jadwal show artis. Pengorganisasian partisipasi masyarakat dalamsiaran ABRI di RRI dilakukan melalui angket siaran ABRI yang telah diselenggarakan semenjak tahun 1967. Angket siaran ABRI mengadakan pemilihan penyanyi favorit berdasarkan pendengar radio. Angket siaran ABRI hingga tahun 1975 merupakan tolak ukur bagi popularitas seorang penyanyi dan suatu grup musik di Indonesia.

Baca Juga : Ajaran-ajaran Confucius yang Terkenal

Kebijakan pemerintah Orde Baru yang tidak membatasi kebudayaan Barat dan pengaturan yang ketat terhadap musik, telah menjadikan situasi yang aman bagi industri musik di Indonesia. Situasi politik yang aman itu didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi, RRI, TVRI, serta media massa cetak.


Sumber :
Buku Industri Musik Indonesia : Suatu Sejarah (Muhammad Mulyadi)

Sumber https://bapigif.blogspot.com/
Share This :

Related Post