Minggu, 17 Maret 2019
Dengan adanya hati maka insan akan bisa mencicipi perasaan gembira, senang, susah, kecewa, sedih, bangga, Stress dan perasaan yang lainnya.
Pada masa kini ini banyak sekali kasus makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung alasannya ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa menciptakan jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
Manusia yakni sosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan, kegelisahan, kegundahan dan sederet perasaan resah lainnya. Disadari atau tidak hal-hal yang mengkontaminasi hati tersebut bersumber pada Hubbud Dunia (cinta kepada dunia). Kecintaan kepada hal-hal yang duniawi ini lah yang bahwasanya menjadi penyebab utama kegelisahan yang mendera.
Sungguh sangat manusiawi kalau dalam menghadapi suatu kesusahan sedangkan dirinya belum atau tidak siap menghadapinya, maka masuk akal kalau pikirannya akan terguncang dan ia akan mengalami kesedihan di dalam dirinya.
Cara Menghindar Dari Kesedihan Dan Kegelisahan
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjadi takdir yang telah Allah Ta’ala menetapkan untuk seluruh makhluk-makhluk Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memperlihatkan solusi-solusi kepada insan ihwal bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan bisa bergerak dalam perkara-perkara yang positif, sehingga sanggup menciptakan langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya kemudian untuk orang lain.
"..Sesungguhnya insan diciptakan bersifat berkeluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia menerima kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat" (Q.S Al-Ma’arij : 19-22)
Jangankan kita seorang insan biasa, Rasulullah SAW pun pernah mengalami kesedihan. Saat itu dia ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib. Kemudian dua bulan kemudian disusul dengan wafat istri yang sangat dia sayangi, Khadijah binti Khuwalid. Namun, dia tidak berlarut dalam kesedihannya tersebut. Sungguh kesempurnaan akhlaknya patut kita ikuti.
Lalu bagaimana cara biar kita bisa terhindar dari kegelisahan atau kesedihan yang berlarut-larut. Sedangkan sifat tersebut memang sudah Allah berikan pada diri kita. Berikut beberapa cara menentramkan hati sesuai dengan syariat Islam. Seperti informasi yang dilansir dari website Dailymoslem.com.
Tingkatkan Keimanan Kita Kepada Allah
Keimanan yang kuat, akan menghantarkan seseorang lebih mengasihi Allah. Sehingga akan mempermudah seseorang tersebut untuk lebih mendapatkan segala takdir yang putuskan-Nya. Segala yang terjadi di dalam kehidupan ini sudah ditentukan jauh sebelum kehidupan ini ada. Kita dan segala yang ada di alam semesta ini yakni miliki Allah, jadi untuk apa kita bersedih atas kehilangan sesuatu yang bukan milik kita.
"Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kau peroleh, perniagaan yang kau khawatirkan merugi dan kawasan tinggal yang kau sukai, lebih kau cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik." (Q.S At-Taubah :24)
Bicarakan Segala Kegelisahan Kegalauan Pada Allah
Tempat untuk mengadu niscaya sangat diharapkan oleh seseorang yang sedang mempunyai masalah. Jangan buru-buru hubungi orang lain, bangunlah disepertiga malam kemudian ungkapkan segala keresahan kepada Allah.
Ketika seseorang menghadapi dilema yang sangat berat, maka sudah niscaya akan mencari sesuatu yang sanggup dijadikan kawasan mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari yaitu :
"Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan." (QS. Al Fatihah 5).
Segala sesuatu tiba dari Allah, entah itu cobaan atau kegembiraan. Mintalah kepada Allah untuk segera mengangkat semua beban yang ada dipundakmu. Sesungguhnya hanya Allah yang berkuasa atas segala sesuatu.
Mengingat bahwa insan yakni makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi banyak sekali dilema pun, maka hal yang akan dia lakukan yakni mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah kawasan bergantung bagi setiap makhluk.
Berdzikir Selalu Mengingat Kepada Allah
Dzikrullah. Ingatlah Allah dalam setiap hal yang dikerjakan. Dengan berdzikir, insha Allah pikiran-pikiran jelek ihwal apa yang akan terjadi dikemudian hari akan hilang. Sehingga orang yang senantiasa mengingat Allah akan selalu di beri kedamaian dan ketentraman dalam hatinya.
Hal tersebut sudah merupakan kesepakatan Allah, bagi siapa saja yang mengingat-Nya maka dalam hatinya niscaya terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menyebabkan nilai nyata bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala dilema yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan.
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram" (Q.S. Ar-Ra’du:28)
Baca juga : Hikmah Keutamaan Manfaat Berdzikir Dan Berdoa.
Tekadkan Dalam Hati Untuk Selalu Ikhlas
Allah tidak akan menguji seseorang melebihi kadar kemampuan orang tersebut. Percayalah, bahwa ujian yang diberikan hanyalah kerikil loncatan untuk hidup yang lebih baik lagi. Allah telah memilih segalanya untuk kita dan bisa dipastikan bahwa itulah yang terbaik.
"Dan janganlah kau iri hati terhadap apa yang Allah lebihkan sebagian kau daripada yang lain" (Q.S An-Nisaa:32)
Memperbaiki Kualitas Sholat Kita
Sholat yakni kegiatan ibadah yang pribadi bekerjasama dengan Allah SWT. Jika seseorang telah terhubung dan berkomunikasi dengan Allah secara pribadi dalam sholat yang benar-benar khusu, maka tidak mungkin baginya terjangkit penyakit gelisah.
Berbaik Sangka Kepada Allah SWT
Allah bersama prasangka hambanya. Jika kita berprasangka jelek terhadap Allah, maka hal jelek lah yang akan terjadi kepada kita. Begitupun sebaliknya. Ingat, Allah yakni pembuat scenario kehudapn yang terbaik, dan Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan.
Positive thinking atau berpikir positif, kasus tersebut sangatlah membantu insan dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati alasannya adanya perilaku bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala
"Boleh jadi kau membenci sesuatu padahal ia baik bagimu, boleh jadi kau menyukai sesuatu padahal ia jelek bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kau tidak mengetahui" (Q.S Al-Baqarah:216)
Tentunya, setelah mengetahui ihwal faktor-faktor yang sanggup mengatasi dilema kesedihan, galau, kekecewaan maka jadilah orang yang selalu erat kepada Allah Ta’ala.
Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua dilema kepada-Nya merupakan kunci dari segala dilema yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau sedih dan kecewa, alasannya sesungguhnya Allah bersama kita. Sumber http://hamizann.blogspot.com/
Share This :
comment 0 Comment
more_vert