MASIGNCLEAN101

Pengertian Bahasa Jurnalistik

Pengertian Bahasa Jurnalistik
Kamis, 15 September 2016
Pengertian Bahasa Jurnalistik - Bahasa Media, Bahasa Pers, Bahasa Koran, Gaya Bahasa Wartawan.

BAHASA Jurnalistik yaitu gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan karakteristik utama ringkas dan lugas.

Bahasa jurnalistik disebut juga bahasa media, bahasa pers, dan bahasa koran.

Dalam bahasa Inggris, bahasa jurnalistik disebut "bahasa komunikasi massa" (language of mass communication) dan bahasa koran (newspaper language).

Wartawan senior Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi menyebutkan, bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik.

Menurutnya, bahasa pers ialah salah satu ragam bahasa yang mempunyai sfat-sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lacar, jelas, lugas dan menarik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa jurnalistik atau bahasa pers yaitu "ragam bahasa yang digunakan oleh wartawan yang mempunyai sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, dan menarik".

Bahasa Jurnalistik mempunyai kaidah-kaidah tersendiri, yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain ibarat ragam bahasa ilmiah dan bahasa sastra. 

Bahasa jurnalistik tetap menganut kebakuan kaidah bahasa Indonesia dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis, dan wacana. Artinya, wartawan juga tetap harus mengacu pada kata-kata baku bahasa Indonesia.

Dalam buku Kamus Jurnalistik, saya mengartikan bahasa jurnalistik sebagai berikut:

Bahasa Jurnalistik - Language of mass communication. Bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis gosip di media massa. Sifatnya (a) komunikatif, yakni pribadi menjamah materi atau ke pokok problem (straight to the point), tidak berbunga-bunga, dan tanpa basa-basi, dan (b) spesifik, yakni mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni terperinci atau gampang dipahami orang banyak, ekonomis kata, menghindarkan penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang berlaku (Ejaan Yang Disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat.

Dalam buku Bahasa Media, saya juga mengemukakan pengertian bahasa media atau bahasa jurnalistik sebagai berikut:

Bahasa jurnalistik yaitu bahasa yang digunakan untuk menulis naskah atau gosip di media massa oleh wartawan. Bahasa jurnalistik yaitu bahasa komunikatif dan spesifik. Artinya, ia mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni pribadi menjamah materi atau ke pokok problem dan tidak berbunga-bunga. Sebuah gaya bahasa yang sederhana, kalimat-kalimatnya pendek dengan kata-kata yang terperinci dan gampang dimengerti.


Pengertian Bahasa Jurnalistik: Bahasa Media

Istilah bahasa media untuk bahasa jurnalistik antara lain dikemukakan JS Badudu dalam Pelik-Pelik Bahasa Indonesia: Tata Bahasa (1988).

Menurutnya, bahasa media massa (jurnalistik)  memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas.

Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa media massa mengingat surat kabar --dan media massa lainnya-- dibaca oleh semua lapisan  masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.

Oleh alasannya yaitu itu, berdasarkan JS Badudu, beberapa ciri yang harus dimiliki bahasa media massa sebagai berikut:
  1. Singkat. Menghindari klarifikasi yang panjang dan bertele-tele, termasuk menghindari kata mubazir dan kata jenuh.
  2. Padat. Mampu memberikan informasi sebanyak mungkin dalam kata/kalimat sesingkat mungkin
  3. Sederhana. Memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat beragam yang panjang, rumit, dan kompleks.
  4. Lugas. Menyampaikan pengertian atau makna informasi secara pribadi dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
  5. Menarik. Menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.
  6. Jelas, Praktis sanggup dipahami oleh khalayak umum (pembaca). Hindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda.

10 Pedoman Penggunaan Bahasa di Media Massa

Pedoman bahasa jurnalistik pertama kali dirilis Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 10 November 1978. 

Kesepuluh pedoman ini menawarkan panduan perihal pemakaian ejaan, singktan, akronim, imbuhan, pemakaian kalimat pendek, ungkapan klise, kata mubazir, kata asing, istilah teknis, dan tiga aspek bahasa jurnalistik.
  1. Wartawan hendaknya secara konsekuen melakukan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
  2. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim.
  3. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal, atau prefiks.
  4. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek. Pengutaraan pikirannya harus logis, teratur, lengkap dengan kata pokok, sebutan dan kata tujuan (subjek, predikat, objek).
  5. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype yang sering digunakan dalam transisi gosip ibarat kata-kata sementara itu, sanggup ditambahakan, perlu diketahui, dalam rangka.
  6. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, ibarat : yaitu (kata kerja kopula), telah (penunjuk masa lampau), untuk (sebagai terjemahan to dalam bahasa inggris), dari (sebagai terjemahan of dalam korelasi milik), bahwa (sebagai kata sambung) dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang.
  7. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me).
  8. Wartawan hendaknya menghindari kata-kata ajaib dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.
  9. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah tata bahasa.
  10. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik persembahan.

Pengertian Bahasa Jurnalistik Menurut Ahli & Akademisi

Berikut ini beberapa batasan pengertian atau definisi bahasa jurnalistik berdasarkan beberapa ahli, praktisi, dan akademisi jurnalistik.

Bahasa Jurnalistik yaitu Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik mempunyai sifat-sifat khas yaitu : singkat, padat, sederhana, lancer, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik didasarkan pada bahasa baku, tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memperhatikan ejaan yang benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat. (Rosihan Anwar)

Bahasa jurnalistik yaitu bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah terperinci dan gampang dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Sehingga sebagian besar masyarakat yang melek abjad sanggup menikmati isinya. Walaupun demikiantuntutan bahwa bahasa jurnalistik harus baik, tak boleh ditinggalkan. Dengan kata lain bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok. (Wojowasito).

Bahasa suratkabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar mengingat bahasa surat kabar dibaca oleh lapisan-lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, biar gampang dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya alasannya yaitu ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar. (Yus Badudu)

Bahasa Jurnalistik yaitu gaya bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis gosip di media massa. Sifatnya : (1) komunikatif, yakni pribadi menjamah materi atau ke pokok problem (straight to the point), tidak berbunga-bunga, dan tanpa basa-basi. Serta (2) spesifik, yakni terperinci atau gampang dipahami orang banyak, ekonomis kata, menghindarkan penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang berlaku (Ejaan yang disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat. (Asep Syamsul M. Romli).

Pengertian Bahasa Jurnalistik dan misalnya dalam bahasa Inggris sanggup disimak a.l. di Newspaper Language.

Demikian ulasan ringkas perihal Pengertian Bahasa Jurnalistik. Wasalam. (www.romelteamedia.com).

Referensi
Kamus Besar Bahasa Indonesia
 A.M. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik: Panduan Mencermati Penulisan Berita, Penerbit Buku Kompas, 2004.
Asep Syamsul M. Romli, Bahasa Media, Batic Press, Bandung 2008.
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Pradnya paramita, Jakarta 1979.
Suroso, Bahasa Jurnalistik Sebagai Materi Pengajaran BIPA Tingkat Lanjut. Makalah Seminar Jurnalisme Multimedia. Jakarta, 2001.
Yus Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Ras Siregar, Bahasa Pers, Bahasa Indonesia Jurnalistik: Kerangka Teori Dasar, Grafikatama Jaya, 1992.



Sumber https://www.romelteamedia.com/
Share This :

Related Post