MASIGNCLEAN101

Menjadi Perjaka Yang Doyan Belanja Alias Shopaholic, Kenapa Enggak?

Menjadi Perjaka Yang Doyan Belanja Alias Shopaholic, Kenapa Enggak?
Rabu, 08 April 2009
Menjadi perjaka yang doyan belanja - Shopaholic, itulah sebutan yang cocok buat mereka yang ketagihan berbelanja. Biasanya, istilah tersebut menempel sama cewek-cewek yang memang cenderung doyan berbelanja. Tapi, ternyata enggak hanya cewek saja loh yang doyan dan ketagihan belanja. Ternyata perjaka juga sanggup ketagihan belanja.

 itulah sebutan yang cocok buat mereka yang ketagihan berbelanja Menjadi Cowok yang Doyan Belanja Alias Shopaholic, Kenapa Enggak?
Enggak ada salahnya menjadi perjaka yang doyan belanja via dreamstime.com

Memang sih, perjaka enggak sering kelihatan doyan belanja ketimbang cewek. Tapi, sekalinya beliau belanja, enggak tanggung-tanggung, mereka membeli barang glamor dan harganya pun tidak mengecewakan mahal. Padahal, mereka belum tahu kalau barang yang dibeli itu memang barang yang diharapkan atau hanya mengikuti hawa nafsu saja.

Memang enggak ada salahnya kok seorang perjaka mempunyai hobi berbelanja. Penelitian dari University of Pennsylvania menunjukkan, perjaka dengan kadar hormon testosteron yang tinggi lebih gemar memberi barang-barang glamor menyerupai kendaraan beroda empat dan jam tangan mahal.

Penelitian itu menyatakan, kalau daya tarik terhadap produk yang bermerk ketimbang produk yang lebih murah itu terdapat dalam supremasi biologis para cowok. Jadi, masuk akal saja kalau perjaka suka membeli barang-barang yang harganya mahal.

Berdasarkan penelitian lainnya yang dipublikasikan oleh jurnal Nature Communications itu, hormon seks perjaka sanggup mensugesti sikap perjaka dalam berbelanja. Menurut si penulis studi yang berjulukan Gideon Nave, kemungkinan ini dikarenakan hormon testosteron memainkan tugas dalam sikap yang bekerjasama dengan peringkat sosial (pada hewan), dan mempunyai produk status yakni taktik untuk memberi sinyal peringkat seseorang dalam hierarki sosial manusia.

Pernah dilakukan sebuah penelitian perihal hubungan antara testoteron dengan contoh sikap cowok, dengan melibatkan 243 perjaka berusia antara 18 hingga 55 tahun. Pada awalnya, mereka diberikan sebuah gel untuk diaplikasikan ke badan mereka. Beberapa gel itu berisi testosteron dan sebaagian lain cuma plasebo (enggak mengandung unsur apa pun).

Kemudian, setiap partisipan diberikan logo barang-barang glamor dan barang-barang yang biasa. Mereka diminta untuk menentukan preferensi mereka. Beberapa barang dari label yang berbeda itu kurang lebih mempunyai kualitas yang sama.

Dan ternyata hasilnya, akseptor yang memakai gel testosteron cenderung menentukan barang-barang mewah.

Di eksperimen yang kedua, cowok-cowok itu disajikan aneka macam produk, mulai dari beling mata hitam hingga mesin kopi. Produk itu dipasarkan dengan label barang mewah. Dan ternyata, perjaka yang mendapatkan gel testosteron bereaksi positif terhadap barang-barang yang digambarkan tersebut dibandingkan dengan perjaka yang mendapatkan plasebo.

Para peneliti kemudian menyimpulkan peningkatan testosteron menyebabkan terjadinya peningkatan harapan para perjaka buat mempromosikan status sosial melalui barang-barang mewah.

Jadi, kalau kau punya kecenderungan sama barang mewah, itu wajar-wajar saja. Tapi, sesuaikan juga dengan budget yang kau punya, ya. Soalnya, kalau kau tetap memaksakan buat membeli barang glamor dan mahal tapi budget terbatas, lebih baik beli yang biasa-biasa saja.
Sumber https://www.arimpi.com/
Share This :

Related Post