MASIGNCLEAN101

Karikatur Kontroversial Charlie Hebdo Gambar Yang Kuasa Bersenjata

Karikatur Kontroversial Charlie Hebdo Gambar Yang Kuasa Bersenjata
Jumat, 13 Oktober 2017
Karikatur kontroversial majalah charlie hebdo sesudah kartun 'Nabi Muhammad' kini muncul gambar karikatur Tuhan berjenggot dan berlumur darah dengan mengenakan sandal dan menyandang senapan Kalashnikov yang talinya tersampir ke bahunya di atas tulisan: "Setahun sudah pembunuh masih berkeliaran."

Memperingati setahun pascaserangan, Charlie Hebdo menimbulkan ilustrasi 'Tuhan' bersenjata sebagai sampul majalahnya.

Dalam rangka peringatan tersebut, majalah satir itu menerbitkan edisi Istimewa yang kembali menunjukkan ilustrasi kontroversial.

Menurut The Guardian, ilustrasi kartun hitam putih itu menunjukkan sosok berkumis dan berjanggut, yang dikatakan merepresentasikan 'Tuhan'.


Setahun yang lalu, dua orang bersenjata bertopeng melepaskan tembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo. Insiden tersebut menewaskan 12 orang dan membawa teror ke dalam jantung Eropa.

Seperti diberitakan the Independent, Kamis (7/1), editor majalah Stephane Charbonnier bersama dengan empat kartunis, tiga staf editorial, pengawal dan seorang tamu tewas. Diperkirakan, karikatur kontroversial Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah itu ialah motivasi tindakan pembantaian.

Buntut bencana penembakan ialah kecaman dari seluruh dunia. Orang-orang bahkan turun ke jalan-jalan untuk mengatakan solidaritas mereka kepada korban. Direktur seni Prancis Joachim Ronchin juga membuat slogan 'Je Suis Charlie' yang dengan cepat menjadi viral di media sosial.

Setahun Serangan: Pembunuh Masih Berkeliaran


Sirkulasi Charlie Hebdo memang tidak tinggi – bahkan selama 1981 sampai 1991, majalah itu tidak terbit alasannya kurang sumber daya.

Namun, alasannya kartun halaman depan majalah itu selalu mencolok dan judul menghasut, Charlie Hebdo selalu sanggup ditemukan di kios koran dan penjual buku.

Karikatur ialah fitur utama Charlie Hebdo. Tiada figur yang lolos dari karikatur celaan majalah itu. Sosok Nabi Muhammad hanya sebagian dari ilustrasi kontroversial mereka. Sebelumnya, ada ilustrasi biarawati sedang bermasturbasi kemudian Paus menggunakan kondom.

Sebagai majalah, Charlie Hebdo sering dibandingkan dengan tentangan mereka, Le Canard Enchaine, yang selama ini lebih terkenal. Kedua publikasi tersebut dilatarbelakangi cita-cita yang sama untuk menantang kelompok penguasa.

Tema yang diusung Le Canard biasanya mengenai kabar gosip dan informasi dalam, sedangkan konten Charlie lebih bernafsu dan kejam - menggunakan kartun dan ketajaman kontroversial.

Gambar-gambar karikatur Charlie Hebdo yang menghina dan menistakan agama Islam dan agama lainnyapun banyak ditemukan di internet media online yang memberitakan terkait dengan hal tersebut.

Gambar terakhir dan update terbaru penghinaan majalah Charlie Hebdo ini termasuk majalah satir Charlie Hebdo kembali menerima kritikan atas tindakan kontroversi dalam cover majalah edisi terbaru yang menampilkan gambar Tuhan sebagai sosok pembunuh. Terkait hal itu, koran semi-resmi Vatikan Osservatore Romano pun angkat bicara dengan melayangkan kritikan tajam.

Namun koran Vatikan justru mengkritik tindakan tersebut dan menilai majalah satir ini telah menggunakan Tuhan untuk membenarkan kebencian. “Berkedok sekularisme, majalah ini sekali lagi melupakan pesan dari setiap pemimpin agama untuk menolak kekerasan atas nama agama. Menggunakan Tuhan untuk membenarkan kebencian ialah sebuah penghinaan,” tulis koran Vatikan, ibarat dikutip Straits Times, Rabu (6/1).

Koran Vatikan menilai gambar tersebut menjadi bentuk penyangkalan akan iktikad percaya pada Tuhan. Tindakan itu disebut sangat hina dan menyedihkan jikalau dipakai hanya untuk pembenaran secara politis.

Sampul provokatif ialah khas majalah yang sangat sekuler itu. Mereka beberapa kali membuat karikatur Nabi Muhammad yang memancing kemarahan kaum muslim seluruh dunia, dan memicu serangan berdarah ke kantor pusatnya 7 Januari tahun silam.

Dalam bencana tersebut delapan staf Charlie ditembak mati oleh Said dan Cherif Kouachi bersaudara.

Teror semacam itu kemudian terulang pada November kemudian dikala 130 orang tewas oleh serangkaian serangan teror di Paris.
Sumber http://hamizann.blogspot.com/
Share This :

Related Post