Senin, 27 Maret 2017
Layanan pemendek link goo.gl yang diluncurkan pada tahun 2009 ini ditutup sebagai upaya Google untuk mengalihkan penggunanya untuk memakai Firebase Dynamic Links. FDL ialah smart link yang memungkinkan para developer mengalihkan para pengguna ke lokasi manapun dari halaman web ataupun app (aplikasi mobile). Google mendorong penggunanya yang ingin menciptakan link pendek untuk memakai layanan gratis dari Firebase Dynamic Links (FDL), atau jikalau mau, para pengguna juga sanggup memakai beberapa alternatif layanan pemendek URL lain menyerupai Bitly atau Ow.ly.
Walaupun demikian, Google sangat merekomendasikan bagi para developer untuk memakai layanan FDL. Google menyampaikan kepada para developer, tidak menyerupai link pendek (shortened url) yang ada sebelumnya, FDL akan secara otomatis mendeteksi platform yang sedang digunakan, dan secara otomatis mengarahkan pengguna ke sebuah halaman web ataupun app (aplikasi mobile) tergantung dari layanan yang paling cocok dengan platform yang sedang mereka gunakan ketika itu. Google juga menyampaikan bahwa FDL lebih mungkin bertahan di proses instalasi app dari pada link standar pada umumnya. Hal ini akan memudahkan para pengguna gres untuk menemukan konten yang mereka cari.
Keuntungan lain yang didapatkan dari memakai layanan FDL ialah keamanannya. Di tahun 2016, telah dilaporkan bahwa link pendek mempunyai informasi keamanan bagi para pengguna dibandingkan dengan link standar yang digunakan. Karena para pengguna tidak mendapat informasi apapun dari link yang dipersingkat sebelum balasannya mereka membuka link tersebut.
Perbedaan Shortened Link (lama) dan Firebase Dynamic Links |
Sebagai tambahan, fokus Google ke Firebase Dynamic Links, Google menyampaikan keputusannya untuk menghentikan layanan goo.gl ialah alasannya berbedanya cara para pengguna disaat ini untuk menelusuri website. Google mengatakan, sejak diluncurkan tahun 2009, dominan para pengguna memakai browser web melalui komputer dekstop untuk mengakses internet. Setelah lewat 9 tahun, ketika ini dominan para pengguna memakai smartphone, apps, dan digital assistant untuk mengakses website.
Lihat juga:
source: www.digitaltrends.com
author & translator: Akira Asayami
Share This :
comment 0 Comment
more_vert