
Minggu, 23 Juli 2006
![]() |
Waspadai bentuk-bentuk bullying ini via swamedium.com |
Selama ini, mungkin kau tahunya bentuk bullying itu hanya secara fisik saja. Padahal, bentuk bullying ini dapat majemuk dan patut diwaspadai. Bahkan seseorang dapat enggak sadar jikalau ia sudah melaksanakan pem-bully-an. Baca juga Stop Labeling! Karena Kita Manusia Bukan Barang.
Lalu, apa sajakah bentuk-bentuk bullying yang harus kau pahami dan diwaspadai itu? Mari kita simak penjelasannya.
1. Fisik
![]() |
Bully dalam bentuk fisik via merdeka.com |
Perbuatan bullying dalam bentuk fisik mungkin sudah sering kau lihat di berita-berita. Di mana pelaku bullying melaksanakan kontak fisik secara kasat mata kepada korbannya, menyerupai menendang dan memukul. Biasanya bully dalam bentuk ini dapat ditemui di sekolah-sekolah, kampus, maupun lingkungan rumah.
2. Sosial
![]() |
Bully dalam bentuk sosial via pojoksatu.com |
Bullying dalam bentuk ini ialah menciptakan korban dijauhi secara sosial. Si pelaku bullying biasanya membuatkan gosip yang belum niscaya wacana si korban kepada orang-orang, lalu mengajak orang-orang tersebut untuk menjauhi si korban. Hayo, apakah kau pernah melaksanakan ini?
3. Verbal
![]() |
Bully dalam bentuk ekspresi via vice.com |
Bullying dalam bentuk ini, kerap terjadi di masyarakat tanpa kita sadari. Biasanya, para pelaku bullying ini memakai kata-kata sampai julukan yang negatif sama korbannya. Hal itu bertujuan untuk menekan psikologis si korban.
4. Cyber bullying
![]() |
Bully dalam bentuk cyber bullying via tribunnews.com |
Kalau kau punya saya sosial media, pastinya akan sering mendengar cyber bullying. Ya, bullying dalam bentuk ini dapat berupa komentar-komentar negatif dan kata-kata garang yang menyakiti di sosial media, baik itu Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Bullying dalam bentuk ini lebih banyak terjadi, sebab seseorang dapat dengan gampang berkomentar di sosial media.
Itulah beberapa bentuk bullying yang harus kau pahami dan diwaspadai. Mulai sekarang, hentikan semua perbuatan bullying tersebut ya. Karena, akan menjadikan imbas psikologis jangka panjang bagi si korban.
Sumber https://www.arimpi.com/
Share This :
comment 0 Comment
more_vert