MASIGNCLEAN101

Ringkasan Isi Naskah Serat Jaka Rusul Dan Latar Belakang Penulisnya

Ringkasan Isi Naskah Serat Jaka Rusul Dan Latar Belakang Penulisnya
Minggu, 13 Oktober 2019
ilustrasi
Naskah Serat merupakan salah satu penggalan dari bukti peninggalan Historiografi Tradisional yang ada di Indonesia. Sebagai sebuah karya tulis yang bersifat tradisional, umumnya serat mempunyai beberapa persamaan dengan jenis karya tulis tradisional lainnya menyerupai contohnya saja naskah carita, babad, wawacan, dsb.

Beberapa persamaan itu diantaranya menyerupai unsur mitos atau religio magis, unsur kisah yang sering disusun dalam kronologis waktu tertentu biasanya bekerjasama dengan kisah sejarah yang benar-benar terjadi. Hingga unsur yang terakhir yaitu unsur genealogis yang biasa bekerjasama dengan silsilah keluarga dimana umumnya selalu bekerjasama dengan silsilah suatu kerajaan tertentu maupun silsilah dari para nabi atau orang yang disucikan (jika dilihat dari perspektif agama).

Adapun salah satu serat yang akan coba dibahas pada artikel kali ini yaitu mengenai serat yang berjulukan Serat Jaka Rusul. Serat ini merupakan hasil karya dari seorang abdi dalem dari Keraton Surakarta berjulukan Sastrapuspita. Beliau merupakan pegawai keraton yang berpangkat sekretaris pada masa kekuasaan Paduka Sri Susuhunan Pakubuwono X. Serat Jaka Rusul disusun memakai bahasa jawa adonan dengan aksara goresan pena yang dipakai yaitu goresan pena jawa carik.


Ringkasan Cerita Serat Jaka Rusul

Isi dari serat ini terdiri dari beberapa penggalan kisah dimana salah satunya yaitu menceritakan ihwal kehidupan yang ada di sekitar keraton pada masa itu dengan sesekali juga menyebut mengenai kemasyhuran sang raja Pakubuwono X. Selain itu alasannya yaitu latar belakang kawasan dari penulis serat ini yang sudah ada pada masa keislaman, sehingga secara umum dikuasai isinya pun sangat kental sekali dengan nuansa maupun pemikiran dari agama islam.

Secara lebih rinci Serat Jaka Rusul ini terdiri dari beberapa bahasan pokok dengan total jumlah halaman kurang lebih sekitar 290 halaman. Setiap pokok bahasan masing-masing membahas ihwal tema yang berbeda-beda.

Salah satu penggalan yang terdapat dari serat jaka rusul yaitu bagian Udwaraja. Udwaraja sendiri berasal dari kata udwa yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu mempunyai arti udara atau angin. Hal itu alasannya yaitu serat jaka rusul sendiri merupakan kisah yang ditulis menurut anginan dari raja. Anginan disini bisa diartikan sebagai perintah dari sang raja yaitu Pakubuwono X.


Asal Usul Pulau Jawa
Dalam serat tersebut bercerita ihwal asal seruan dari Sang Hyang Wenang. Ia diceritakan merupakan anak dari Nabi adam yang tidak menikah dan tidak mempunyai pasangan, sehingga ia memutuskan untuk bersatu dengan Tuhan. 

Tempat dimana ia menyatukan diri dengan Tuhan itu berada di sebuah wilayah yang berjulukan Marcapada. Disebut dengan Marcapada alasannya yaitu wilayah tersebut merupakan wilayah yang masih mempunyai banyak hutan yang didalamnya terdapat banyak jin. Dan wilayah tersebut ternyata kini ini dinamakan sebagai pulau jawa.


Penyebaran Agam Islam
Bagian selanjutnya dari kisah serat jaka rusul yaitu penggalan yang menceritakan tentang pertama kali islam mulai masuk ke wilayah Indonesia khususnya wilayah yang berada di sekitar pulau Jawa. Dalam penggalan ini dikisahkan bahwa saat agama islam pertama kali tiba ke Indonesia, masyarakat sekitar yang ada pada waktu itu kebanyakan masih menganut pemikiran agama Hindu dan beberapa lainnya menganut pemikiran Budha.

Setelah datangnya para tokoh ulama, masyarakat yang ada disekitar kerajaan kemudian bertahap mulai memeluk pemikiran agama islam. Adapun beberapa tokoh yang diceritakan dalam serat ini yaitu menyerupai Kyai Abdullah beserta kedua anaknya yang berjulukan Pokol dan Pukul.

Pokol merupakan salah satu anak dari Kyai Abdullah yang diceritakan sebagai seorang santri yang sangat taat dalam menjalankan pemikiran agamanya yaitu islam. Pokol pun bahagia kalau melaksanakan diskusi dengan ayahnya yang merupakan seorang ulama yang sangat besar ilmunya. Tempat yang biasa dijadikan sebagai kawasan untuk berkumpul dan berdiskusi salah satunya yaitu Masjid Demak yang kala itu diceritakan pernah suatu saat didatangi para wali songo yang dipimpin eksklusif oleh Sunan Gunung Jati.

Di sisi lain, anak dari Kyai Abdullah yaitu Pukul merupakan seorang yang dengan teguh masih menganut pemikiran agamanya yang terdahulu yaitu agama Budha. Ia dengan tegas untuk menolak pemikiran agama islam dengan banyak sekali alasan-alasan dan perumpamaan yang banyak ia utarakan. Selain itu juga Pukul merupakan orang yang menggambarkan ihwal bagaimana proses penciptaan dari adanya Sang Hyang Wenang.


Cerita Binatang Berakal
Sementara itu di penggalan selanjutnya dari serat jaka rusul yaitu bercerita ihwal binatang yang mempunyai etika menyerupai layaknya insan yang sanggup berfikir dan mempunyai akal. Inti dari penggalan kisah ini yaitu menunjukan bahwa setiap hewan-hewan yang ada dalam kisah tersebut mempunyai karakternya masing-masing. Ini mencerminkan menyerupai halnya juga kita sebagai insan yang mempunyai banyak sekali etika yang berbeda-beda antara insan yang satu dengan yang lainnya. Dimana didalam etika yang dimiliki oleh setiap insan biasanya tidak lepas dari karakter yang baik maupun karakter yang jahat.

Baca Juga : Isi Cerita Karya Sastra Serat Menak (Yogyakarta)

Kesimpulan dari isi kisah serat jaka rusul yaitu bahwa banyak sekali pelajaran dan pesan yang tersirat yang sanggup diambil dari kisah yang ada dalam serat ini. Baik itu dari penggalan awal sampai selesai terdapat banyak sekali hikmah yang sanggup diambil sebagai pelajaran hidup supaya insan sanggup menjadi insan yang lebih baik lagi
Sumber https://bapigif.blogspot.com/
Share This :