MASIGNCLEAN101

Pengertian Dan Jenis-Jenis Feature

Pengertian Dan Jenis-Jenis Feature
Kamis, 16 Agustus 2018
Feature (baca: ficer) ialah salah satu karya jurnalistik. Berita dan artikel ditulis dengan gaya penulisan sastra (fiksi). Berikut ini pengertian feature dan jenis-jenisnya.

 Berita dan artikel ditulis dengan gaya penulisan sastra  Pengertian dan Jenis-Jenis Featuremedia cetak, khususnya tabloid dan majalah, untuk bersaing dengan media online dan surat kabar (koran/harian) dalam hal kebaruan informasi atau berita.

Gaya penulisannya yang khas dan kedalaman ulasan menjadikan feature menjadi goresan pena yang "anti-basi" atau tetap terasa aktual.

Feature ialah jurnalisme kreatif. Berbeda dengan penulisan "berita keras" (hard news), feature memungkinkan para wartawan dan penulis kreatif untuk menulis informasi dan artikel dengan cara yang inventif dan menarik.

Tidak mirip artikel informasi pendek dan to-the-point, artikel feature berurusan dengan subjek yang lebih dalam dan, biasanya, pada panjang lebar atau detail.

Penulisan feature menjadi sarana untuk menyebarkan gaya penulisan berita biar lebih menarik, menghibur, ringan, cair, dan infinit (tetap aktual).

Feature bisa berfungsi sebagai klarifikasi atau pelengkap untuk informasi yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.

Sejarah Feature

Jenis goresan pena feature muncul dikala sastra atau gaya menulis fiksi memasuki jurnalisme. Wartawan menggunakan pendekatan sastra dalam menulis informasi sekaligus memunculkan "jurnalisme sastra" (literary journalism).

Penulisan karya jurnalistik dengan gaya sastra dipelopori penulis dan jurnalis Amerika Serikat, Thomas Wolfe. Wolfe ingin menulis informasi dengan cara yang berbeda. Wolfe ingin mengakomodasi gaya penulisan fiksi dalam penulisan informasi jurnalistik.

Dilansir Pantau, pada 1973, Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi berjudul The New Journalism.

Dalam kata pengantar, Wolfe dan Johnson menulis, genre jurnalistik ini berbeda dari reportase sehari-hari alasannya ialah dalam bertutur menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), dan detail.

Bukan saja dari segi penulisan, dari sisi pengumpulan data pun penulisan feature membutuhkan riset, banyak narsumber, dan butuh waktu usang --bisa berbulan-bulan-- untuk menghasilkan laporan panjang dan utuh –tidak dipecah-pecah ke dalam beberapa laporan.

Karenanya, feature lebih dari sekadar laporan mendalam (in-depth reporting). Sebagaimana karya fiksi cerpen atau novel, di dalamnya ada karakter, ada drama, ada babak, ada adegan, ada konflik.

Roy Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, Florida, menyebarkan fatwa standar 5W1H menjadi pendekatan gres yang naratif.

Menurut Clark, dalam sebuah esei Nieman Reports:
  • “Who” bermetamorfosis karakter
  • “What” menjadi plot atau alur
  • “Where” menjadi setting
  • “When” menjadi kronologi
  • “Why” menjadi motif
  • "How” menjadi narasi.

Georde A. High dalam News Writing (1975) telah menyebutkan, feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan pelbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi cuilan dari sebuah kejadian atau cuilan dari sesuatu yang terjadi.

Pengertian Feature

Secara bahasa, "feature" artinya menonjolkan atau menampilkan. Di surat kabar, feature biasanya menampilkan sisi lain dari sebuah insiden yang menjadi informasi utama (headline). Dalam jenis-jenis feature --yang akan diulas di cuilan akhir-- goresan pena jenis ini disebut "sidebar feature".

Misalnya, informasi utama perihal tragedi gempa. Featurenya menampilkan kisah usaha orang yang selamat dari tragedi tersebut. Biasanya, ceritanya menyentuh atau menggugah emosi.

Per definisi, feature ialah goresan pena jurnalistik atau laporan wartawan yang bersifat menawarkan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau tenggang rasa pembaca dengan gaya berkisah (story telling) mirip cerpen atau novel.

Pengertian praktisnya, feature ialah informasi atau insiden yang ditulis dengan gaya penulisan cerpen. Dalam cerpen, ceritanya fiksi atau khayalan. Dalam feature, ceritanya kisah nyata atau benar-benar terjadi (faktual).

Pada awal kelahirannya feature disebut sebagai "jurnalisme baru" (new journalism) alasannya ialah menggunakan pendekatan yang berbeda dalam pemberitaan.

Nama atau istilah lain untuk feature juga bermunculan, mulai karangan khas, creative non-fiction, explorative journalism, narrative journalism, immersion journalism, dan "jurnalistik sastra" atau jurnalisme sastrawi.

Nick Morrison dikutip dalam Pape dan Featherstone (2006:2) mengatakan, feature sering dipakai untuk menawarkan informasi latar belakang sebuah informasi yang ada dan untuk masuk lebih dalam.

Artikel feature sanggup dikenali dari panjangnya yang bisa berkisar dari 600 hingga 2000 kata - dan penggunaan fakta, gambar, grafik dan ilustrasi. Tulisan feature banyak ditemukan di majalah.

Dalam buku Jurnalistik Praktis, saya menyebutkan, para mahir jurnalistik belum menemukan kesepakatan soal pengertian feature.

Yang jelas, feature ialah sebuah goresan pena jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan berita, artikel (opini), kolom, dan analisis berita.

"Kita punya kisah atas fakta-fakta telanjang," kata William L Rivers (1967), "dan itu kita sebutkan sebagai "berita".

Disamping berita, lanjut Rivers, kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan, yang kita  sebutkan "artikel" atau "opinion pieces". Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebutkan karangan khas (feature).

Feature merupakan sebuah “karangan khas” yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai klarifikasi riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, cara kerjanya, dan menggugah simpati atau tenggang rasa (Romli, 2009: 22).

Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah peristiwa. Feature lebih bersifat subjektif, human interest, lebih detail dan dalam dari informasi biasa sehingga menggambarkan secara rinci suatu peristiwa, serta menggunakan pendekatan sastra.

Wolseley dan Campbell dalam Exploring Juornalism (1957) mengibaratkan feature sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia idak menawarkan kalori utama, tetapi ia menjadikan selera makan dan penyedap. Ia merupakan cuilan cukup penting, sehingga media memenuhi pula fungsi ketiga pers, yakni hiburan (entertainment), di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55).

Penulis feature pada hakikatnya ialah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca biar masuk ke dalam dongeng itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama.

Feature ialah sebuah cerita, tapi bukan dongeng fiksi atau khayalan, melainkan kisah nyata (faktual). A feature is a story about facts, not about fiction.

Karakteristik Feature

Sebagai karangan khas, feature mempunyai ciri khas utama sebagai berikut:

1. Human Interest

Tulisan feature menawarkan pemfokusan pada fakta-fakta yang dianggap bisa menggugah emosi –menghibur, memunculkan tenggang rasa dan keharuan. 

Sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch – menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi.

2. Unsur Sastra

Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, goresan pena feature mirip dengan cerpen (cerita pendek) atau novel – bacaan ringan dan menyenangkan – namun tetap informatif dan faktual. 

Karenanya pula, seorang penulis feature intinya atau pada prinsipnya ialah seorang yang bercerita. (Romli, 2009: 22-23).

3. Kreatif

Feature disebut juga goresan pena nonfiksi kreatif (creative non-fiction writing) alasannya ialah menggunakan gaya dan teknik sastra untuk membuat narasi yang akurat secara faktual.

Nonfiksi kreatif berbeda dengan nonfiksi lain, mirip penulisan akademis atau teknis atau jurnalisme, yang juga berakar pada fakta yang akurat, tetapi tidak ditulis untuk menghibur menurut gaya penulisan atau prosa yang muluk-muluk.

Karenanya, feature membutuhkan kreativitas penulisnya dalam mencari objek goresan pena yang khas, yang adakala merupakan insiden biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap.

4. Variatif

Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan bisa membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup, dan variatif.

Sebagaimana karya sastra, penulisan feature biasanya sering mengabaikan fatwa bahasa jurnalistik yang lugas (to the point) dan lebih menentukan untuk menggunakan kata-kata berona (colorful words), mirip "menitikkan air mata" untuk "menangis" dan "awan hitam menghalangi sinari mentari" untuk "mendung".

5. Subjektif

Feature menggunakan sudut pandang, wawasan, intelektual, keterampilan, dan huruf penulisnya, namun opini atau interpretasi tetap mengacu pada fakta.

6. Informatif

Feature menyajikan informasi lebih banyak ketimban informasi biasa (hard news/straight news). Feature
memperjelas suatu keadaan untuk mencicipi citra dari suaru kejadian. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.

7. Menghibur

Feature dikenal sebagai goresan pena ringan yang membuat pembaca lebih banyak "merasa" (feel) daripada berpikir (think). Feature lebih bertujuan menghibur daripada sekadar memberikan informasi.

Jenis-Jenis Feature

Feature awalnya sebuah informasi yang dikemas dalam gaya penulisan sastra atau disampaikan dengan cara berkisah (story telling).

1. Feature Human Interest

Feature yang berisi kisah yang menyentuh emosi, menjadikan keharuan, membangkitkan kegembiraan, atau memunculkan kejengkelan, kebencian, dan amarah.

Misalnya, dongeng perihal penjaga mayit di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, kehidupan guru di tempat terpencil, atau kisah perihal "modus" koruptor dalam menguras duit rakyat.

2. Feature Sidebar

Feature yang berafiliasi dengan insiden aktual. Feature ini biasanya ialah merupakan pengembangan dan pendalaman dari sebuah straight news.

Jenis feature ini menceritakan sisi lain dari sebuah insiden yang mengandung unsur human interest, mirip nasib seorang pengungsi tunanetra dalam petaka banjir, kisah penumpang yang terlambat ke bandara sehingga ia luput dari petaka jatuhnya pesawat.

3. Feature Biografi

Feature berisi profil eksklusif tokoh atau orang biasa yang menjadi viral. Penulis mengenalkan seseorang lebih akrab dan lebih dalam mengenal eksklusif dan sisi lain seseorang.

4. Feature Perjalanan

Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan.

5. Feature Sejarah

Feature ini bercerita perihal fakta-fakta sejarah insiden dan tokoh masa lampau di suatu tempat atau tempat.

6. Feature Tips

Jenis feature ini terkenal di kalangan blogger. Disebut juga "how to do it feature", goresan pena berisi panduan, petunjuk praktis, kiat, atau cara melaksanakan sesuatu atau mengatasi masalah. Misalnya, resep makanan, merangkai bunga, cara menulis artikel, tips mengatasi komputer lambat, dan sejenisnya.

Demikian Pengertian dan Jenis-Jenis Feature. Wasalam. (www.romelteamedia.com).

Baca Juga: Cara Menulis Feature.

Referensi:
  1. Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Mudah untuk Pemula, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
  2. Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Bandung: Batic Press, 2001.
  3. Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
  4. Feature Writing, Academia.edu


Sumber https://www.romelteamedia.com/
Share This :