
Kamis, 22 Mei 2014
Mid Night Show
(Acara Tengah Malam)
Jam membuktikan pukul 11.57 malam. Aku segera menyuruh anakku tidur.
Setelah beliau masuk ke kamarnya, saya segera menyalakan televisi dan menggantinya ke akses kesukaanku. Menonton televisi di tengah malam yaitu salah satu cara ku menghibur diri dari rutinitasku yang membosankan.
Tetapi dikala saya sedang melihat-lihat akses lain, ada salah satu akses televisi yang belum pernah saya lihat sebelumnya, dan sangat menarik perhatianku. Entah itu sebuah acara, lelucon, atau film, yang niscaya ada seorang perempuan dengan rambut panjang terurai ke depan, sampai-sampai menutupi seluruh wajahnya. Wanita itu sedang memegang papan bertuliskan "Pastikan Anakmu Tidur".
Entah, kenapa saya menuruti saja perintah itu. Mungkin saja alasannya itu yaitu hal sepele, dan tidak ada salahnya untuk memastikan apakah anak ku itu sudak tertidur atau belum. Pasti akan tampil adegan dewasa, sadis, ataupun adegan mengerikan yang seharusnya tidak dilihat oleh anak-anak, pikirku.
Akhirnya saya pergi kekamar anakku. Seperti yang sudah saya kira, beliau sudah tertidur. Anakku sudah tertidur pulas menghadap ke arah dinding ibarat biasanya.
Aku kembali dan melihat goresan pena pada papan yang dipegang oleh perempuan itu sudah menjelma "Apakah kau Bersedia? Kalau kau bersedia anggukan kepalamu!"
Aku mulai bingung. Acara macam apa ini? Namun alasannya tidak meminta hal yang sulit, secara tidak sadar dengan diliputi dengan kebingungan dan rasa penasaran, pelan-pelan saya menganggukan kepala. Saat itu saya merasa ibarat menonton program anak-anak, dimana penontonnya diperintahkan untuk 'ini dan itu'.
Setelah saya menganggukan kepala, goresan pena pada papan itu menjelma "Mohon tunggu!".
Kira-kira 10 menit saya hanya melihat perempuan itu melongo tanpa ada perubahan apapun.
Tiba-tiba secara perlahan goresan pena pada papan itu mulai berubah. Dengan menyipitkan kedua mataku, saya menunggu sambil menerka goresan pena apa yang akan ditampilkan. Seberapa kerasnya saya mengira, tetapi saya tidak sanggup membayangkan goresan pena apa yang akan keluar.
Secara tiba-tiba, goresan pena pada papan tampil tepat dengan sangat jelas. Papan itu bertuliskan..
"Selamat! Anakmu telah mati!"
Kemudian, akses tersebut menjelma akses statis.
Bulu kuduk-ku seketika berdiri. Dengan panik saya berlari ke arah kamar anakku untuk menyidik keadaannya.
Kubuka pintu kamar anakku sesegera mungkin. Namun, yang terlihat hanya beliau seorang sedang tertidur pulas dengan selimut.
Aku menarik nafas lega. Aku tidak percaya dengan apa yang saya lihat di televisi tadi. Mungkin saja itu memang hanya program lelucon. Bagaimana mungkin saya sanggup percaya pada hal semacam itu. Aku tersenyum sambil sedikit menggelengkan kepala, untuk menertawakan diri sendiri. Aku merasa telah dibodohi.
Sebelum keluar dari kamar, saya mencoba untuk memperbaiki posisi selimut supaya anakku sanggup tidur lebih nyenyak. Tapi tiba-tiba saja...
"GLUDUK!!!"
Kepala anakku jatuh menggelinding hingga menyentuh kakiku, dan berbagai darah terompa keluar dari leher kecil anakku itu.
source:
wattpad, creepypasta [sub] indonesia, rizki_costanz
improved by akira asayami
Share This :
comment 0 Comment
more_vert