MASIGNCLEAN101

Wabah Penyakit Black Death Di Eropa Pada Kurun Pertengahan

Wabah Penyakit Black Death Di Eropa Pada Kurun Pertengahan
Selasa, 16 Juli 2013

The Black Death merupakan salah satu insiden kelam yang pernah dialami oleh orang-orang Eropa pada era pertengahan. Pada dasarnya kejadian ini merupakan suatu epidemi (wabah penyakit) yang disebabkan oleh kutu pembawa wabah pes (bakteri yersinia pestisyang berinang pada binatang pengerat menyerupai tikus. Dari insiden ini pula setidaknya hampir sepertiga dari populasi penduduk di eropa lenyap pada ketika itu.

Melihat kembali kebelakang sebetulnya wabah pes ini pertama kali muncul di tempat Cina sekitar tahun 1330-an dan gres sehabis itu wabah pun ikut menyebar ke penjuru eropa pada era pertengahan yakni sekitar tahun 1340-an, hal ini diduga lantaran adanya korelasi dagang yang intensif antara cina dengan benua biru tersebut.

Gejala awal yang ditimbulkan sehabis terkena infeksi wabah pes biasanya berupa kelelahan, dan demam tinggi yang disertai sakit dibeberapa pecahan anggota tubuh menyerupai kaki dan tangan. Jika sudah berada pada kondisi yang sangat parah maka kelenjar getah bening pada pecahan leher, paha, dan ketiak akan berubah warna menjadi kehitaman dan membengkak, hal itulah yang kemudian kenapa wabah ini lebih dikenal dengan istilah the black death.

Wabah penyakit ini semakin meluas akhir dari adanya kesalahpahaman masyarakat perihal penyebab dari penyakit ini. Orang-orang eropa pada awalnya berfikir bahwa penyebab dari wabah black death (pes) ini berasal dari binatang yang banyak berkeliaran di sekitar rumah-rumah mereka pada waktu itu menyerupai kucing dan anjing. Akibat dari pemahaman yang salah tersebut menciptakan masyarakat kemudian banyak yang membunuh binatang baik itu kucing dan anjing.

Hal itulah yang secara tidak pribadi justru menciptakan penyebaran wabah pes semakin meningkat, lantaran pada kenyataannya basil pada tikuslah yang menjadi penyebab dari epidemi ini, dan lantaran kesalahpahaman tersebut menciptakan perkembangbiakan tikus justru semakin meningkat akhir dari hilangnya predator alami dari tikus yakni kucing dan anjing.
   


Upaya Penyembuhan Wabah Pes (The Black Death)

Masyarakat ketika mulai muncul wabah penyakit the black death yang semakin merajalela mulai menjadi panik. Banyak karantina yang dilakukan terhadap orang-orang yang terkena wabah itu semoga penyebaran penyakit tidak semakin meluas.

Di sisi lain lantaran adanya keterbatasan pengetahuan perihal ilmu kedokteran menciptakan masyarakat cenderung bersikap pasrah terhadap wabah black death. Ditambah lagi adanya imbas dari gereja pada waktu itu, bahwa adanya penyakit merupakan sebuah eksekusi dari Tuhan.

Baca Juga : Masa Pemerintahan VOC di Indonesia

Dalam upaya penyembuhan wabah tersebut banyak cara-cara yang dilakukan dianggap sangat tidak rasional dan tidak sesuai dengan ilmu kedokteran. Orang-orang percaya akan doa-doa yang diberikan oleh para pendeta, ataupun ramuan-ramuan dan obat palsu yang dianggap sanggup menyembuhkan penyakit mereka.

Banyak orang yang kemudian berbondong-bondong pergi ke gereja untuk meminta dukungan semoga disembuhkan dari penyakit pes ini. Bahkan pernah terjadi seorang uskup Visconti Agung dari Milan menyuruh untuk mengkremasi tiga rumah yang dianggap sebagai penyebar wabah penyakit black death, dan sebuah desa di Noseley, Leicestershire diratakan guna mencegah penyebaran wabah penyakit ke desa lainnya.

photo: genome.gov

Bagi orang yang miskin, mereka mau tidak mau hanya sanggup melaksanakan pengobatan dengan cara percaya terhadap jimat dan ilmu-ilmu sihir. Pada waktu itu juga banyak bermunculan para penyihir-penyihir yang dianggap sanggup menyembuhkan penyakit itu. Namun pengobatan yang dilakukan baik yang diberikan oleh para pendeta ataupun oleh para penyihir semuanya sanggup dikatakan sia-sia saja, wabah black death tetap ada dan terus menyebar di daratan Eropa.



Berakhirnya Wabah Black Death

Perlu diketahui bahwa pada zaman Yunani dan Romawi ilmu pengetahuan sudah mulai berkembang, di bidang kedokteran sudah banyak muncul cara-cara pengobatan-pengobatan pada masa Yunani dan Romawi, meskipun masih bersifat tradisional.

Dengan mengikuti cara-cara pada masa Yunani dan Romawi inilah wabah penyakit black death yang terjadi di daratan Eropa balasannya sanggup dihilangkan.

Pemerintah-pemerintah yang ada di Eropa mulai menata kota dengan memperbaiki sanitasi-sanitasi yang jelek dan jalan-jalan kota pun dibersihkan.

Raja John II dari Perancis mengambil langkah untuk memerintahkan masyarakatnya untuk hidup sehat dengan membersihkan jalan-jalan semoga terhindar dari bahaya penyakit yang ganas seperti black death. Banyak jalan-jalan yang menjadi selokan terbuka kemudian mulai dibersihkan.

Langkah yang dilakukan oleh Raja Perancis itu merupakan peniruan terhadap apa yang telah dilakukan dokter Yunani kuno pada ketika menyelamatkan kota Athena dari wabah penyakit yang melanda ketika itu, yakni dengan cara membersihkan jalan-jalan.

Baca Juga : Hukum Swapraja di Pulau Madura

Selain itu terdapat persamaan perilaku yang sama tetapi salah yang dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dengan masyarakat eropa pada era pertengahan ketika wabah black death menyerang yakni bahwa mereka sama-sama terlalu percaya dengan apa yang para pendeta mereka katakan tanpa melihat dampak yang nantinya akan ditimbulkan.
Sumber https://bapigif.blogspot.com/
Share This :

Related Post